
Pandemi COVID-19 telah memberi dampak yang signifikan pada berbagai sektor ekonomi di dunia, tidak terkecuali pada sektor industri tekstil. Para produsen tekstil mengalami penurunan permintaan atas produk mereka akibat berkurangnya insentif konsumen untuk melakukan kegiatan konsumsi. Merespon peristiwa ini, Ghana Textiles Printing (GTP), sebuah perusahaan tekstil asal Ghana, Afrika, merilis koleksi motif baru yang bertemakan COVID-19.
Stephen Badu, direktur marketing dari Tex Styles Ghana Ltd., perusahaan induk dari GTP, menjelaskan bahwa dalam membangun bisnisnya, mereka tidak hanya menjual desain, namun juga cerita dalam desain tersebut. Motif yang tergambar pada kain-kain ini biasa dijiwai dengan makna yang menceritakan tentang pengetahuan, religi, kehidupan, bahkan status politik seseorang. Melihat kondisi dunia belakangan, Badu percaya bahwa pandemi ini akan meninggalkan jejak dalam sejarah dunia. Maka dari itu, Badu menantang tim kreatifnya untuk melihat titik terang pada peristiwa ini dengan merancang kain yang dapat menarik keindahan dari momen kelam dalam sejarah negara ini.
Corak baru yang dihasilkan oleh GTP memiliki berbagai simbol seperti pesawat, gembok, hingga kacamata ikonik milik Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo. Pola pesawat menceritakan tentang ditutupnya berbagai perbatasan negara sehingga memberhentikan kegiatan penerbangan secara internasional. Gembok mencerminkan implementasi kebijakan isolasi yang bertujuan untuk menekan pertumbuhan virus. Terakhir, pola kacamata didedikasikan untuk Presiden Ghana yang selalu aktif memberi informasi dan harapan kepada rakyatnya terkait perkembangan terbaru dari situasi pandemi. Dalam sebuah liputan oleh media Joy Online, Stephen Badu juga menjelaskan secara rinci mengenai makna dari setiap simbol dalam setiap motif kain dari koleksi bertemakan pandemi tersebut.

Dengan memasang slogan “Fellow Ghanaians.. Be Safe”, tidak disangka, inovasi GTP ini menjadi stimulus bagi bisnis tekstil di Ghana untuk kembali melakukan kegiatan penjualan. Setelah pandemi, permintaan yang diterima para produsen kain menurun hingga 100.000 yards per-bulan dari sebelumnya yang dapat mencapai 1 juta yards per-bulan. Saat pertama kali dirilis, kain bertemakan COVID-19 ini langsung mengundang banyak sorotan mata. Permintaan akan produk kain mereka, terutama pada koleksi ini, dengan cepat meroket. Bahkan, dalam dua minggu persediaan kain telah habis terjual.
Sejak bulan April lalu, dua kota metropolitan Ghana mengalami pembatasan aktivitas. Secara nasional, seluruh kegiatan untuk publik dibatasi dan perbatasan negara pun ditutup untuk para turis. Penemuan motif baru oleh GTP disambut dengan antusias yang besar oleh masyarakat Ghana. Walau mungkin mereka tidak dapat mengenakannya dalam waktu dekat, namun mereka tetap memilih untuk menyimpan setidaknya satu motif. Mereka tidak hanya membeli kain ini karena unsur fungsionalitas maupun estetika, namun mereka ingin memiliki sebuah cara untuk mendokumentasikan masa kelam ini secara positif. Bagi masyarakat Ghana, mengenakan pola ini merupakan salah satu cara untuk menyalurkan harapan agar Ghana dapat keluar dari pandemi ini dengan lebih kuat.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai GTP dan produknya, dapat melalui situs resmi mereka gtpfashion.com
Teks: Nabila Nida Rafida untuk The Textile Map | Sumber: BBC | The Christian Science Monitor | The World | Joy Online







