Meski koleksi S/S21 dari label LOVERBOY ini telah dilansir sejak Oktober 2020 lalu, tidak lengkap rasanya apabila harus melewatkan kesempatan untuk membahas lebih jauh tentang karya desainer asal Glasgow, Skotlandia, Charles Jeffrey, yang satu ini. Diberi tajuk The Healing, seperti kebanyakan desainer lainnya saat ini, Charles Jeffrey sangat terinspirasi dengan fenomena tidak biasa yang terjadi di seluruh dunia akibat pandemi.
Dalam situasi pandemi, kreativitas para desainer diuji dalam mempresentasikan koleksi-koleksi terbarunya – dan Charles Jeffrey memilih untuk menceritakan The Healing dalam bentuk ‘majalah’ lipat sepanjang empat meter yang berisikan 64 foto dari koleksinya yang juga merupakan karya dari fotografer editorial ternama, Tim Walker, dan stylist Matthew Josephs.
Mengenal Charles Jeffrey

Charles Jeffrey adalah seorang desainer dan seniman yang kehadirannya dengan cepat mencuri perhatian di industri fesyen. Berawal dari studinya di Central Saint Martins yang mengharuskannya pindah ke London, Charles memulai perjalanan label LOVERBOY sebagai tajuk sebuah club night yang secara rutin ia adakan bersama teman-temannya di London pada tahun 2014. Dari sanalah nama LOVERBOY semakin populer di kalangan pekerja industri seni dan kreatif serta penikmat hiburan malam di London.

Lekas setelah menuntaskan studi sarjana dan magisternya di bidang desain fesyen, Charles Jeffrey langsung memenangkan dua penghargaan Scottish Fashion Awards secara berurutan, yaitu Graduate of The Year pada tahun 2016, dan Young Designer of the Year di tahun 2017 – tahun yang sama ketika ia memenangkan penghargaan bergengsi dari British Fashion Award dalam kategori Best Emerging Menswear Designer, yang diberikan kepadanya secara langsung oleh idolanya, John Galliano.
Selain menjadi creative director dari LOVERBOY, saat ini Charles Jeffrey juga adalah seorang Senior Contributing Fashion Editor untuk majalah LOVE, serta terlibat dalam proyek-proyek komisi dengan media fesyen lainnya seperti AnOther Man, GQ Style, 10+, Replica Man, Buffalo Zine, dan CANDY. Charles Jeffrey juga aktif berkarya sebagai seniman dengan media ilustrasi dan instalasi.
The Healing
Melihat karya-karya Charles Jeffrey dari musim ke musim, dapat dilihat bahwa karakteristik desainnya kerap memiliki energi yang sarat akan interpretasi budaya pop, referensi sejarah dan tradisi Skotlandia, dengan pemikiran serta idealismenya, yang digubah melalui permainan bentuk dan warna yang eksperimental dan kontemporer. Karya-karyanya nampak begitu konseptual namun juga penuh spontanitas, yang secara visual mengingatkan kita kepada karya-karya orisinil Alexander McQueen. Charles Jeffrey juga seringkali bereksperimen dengan manipulasi bentuk tubuh manusia dengan karyanya, yang juga kerap terlihat pada karya-karya haute couture Rei Kawakubo untuk Comme des Garçons, juga desainer asal Inggris, Gareth Pugh.
Tak sekedar bermain dalam elemen visual dalam fesyen, Charles Jeffrey juga selalu menyuntikkan nilai-nilai kebebasan gender dan keberagaman identitas dalam karyanya. Hal ini membuat pakaian-pakaian karya Charles Jeffrey sering disebut sebagai ‘clothes for a post-gender world’, atau pakaian untuk sebuah dunia yang tidak lagi mengenal batasan gender. Seperti yang nampak dalam koleksi terbarunya, The Healing.
Permainan warna yang sangat bervariasi dalam The Healing merupakan buah inspirasi yang Charles Jeffrey dapatkan dari fenomena social-distancing di masa pandemi, di mana kini setiap orang menjadi sangat berhati-hati untuk berinteraksi dengan satu sama lain atau sekedar berada dalam radius yang terlalu dekat karena khawatir akan terjadinya penularan virus. Hal ini kemudian mengingatkannya pada hewan-hewan seperti serangga dan reptil yang dihindari hewan lain karena beracun, dan kebanyakan dari mereka memiliki warna-warna yang indah dan atraktif.
Terdapat tiga look dari keseluruhan koleksinya yang paling menarik perhatian. Ketiga look tersebut terbuat dari material sejenis felt yang dipenuhi sulaman patchwork dengan ornamen bernuansa tribal dan simbol terkait paganisme serta identitas gender khas LOVERBOY, dengan bentuk yang sekilas menyerupai pakaian adat atau kostum perang tradisional. Dan memang ternyata, bentuk pakaian tersebut terinspirasi dari The Burryman, sosok dalam sebuah ritual tradisional Skotlandia, di mana tubuh seorang pria ditutupi dengan tanaman burdock hingga ke wajah mereka, yang dianggap sebagai simbol penangkal roh jahat. Ketiga garmen ini masing-masingnya menampakkan tiga teks besar yang juga terbuat dari sulaman, yaitu ‘HOPE’, ‘HEALTH’, dan ‘COMMUNITY’. Dalam proses pembuatannya, Charles Jeffrey juga berusaha memanfaatkan situasi lockdown, di mana ia tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan para asistennya. Ia pun mendesain setiap look tersebut dengan aplikasi patchwork yang memungkinkan untuk dikerjakan para asistennya di rumah masing-masing. Pengerjaan secara jarak jauh tersebut pun berhasil diwujudkan dengan memakan waktu selama lima bulan.
Lookbook fisik The Healing dapat dibeli dan dikirim ke seluruh dunia dengan harga 50 poundsterling atau sekitar satu juta rupiah. Untuk membelinya, ataupun sekedar melihat keseluruhan koleksi secara digital, kunjungi https://loverboy.net/the-healing.
Teks oleh Mega Saffira untuk The Textile Map | Sumber: Vogue | Loverboy | i-D | The Guardian | British Fashion Council | Business of Fashion | London Fashion Week | SHOW Studio















