
(Sumber: The Princes Foundation)
Pada bulan November 2020 lalu, YOOX-NET-A-PORTER (YNAP), sebuah grup online retailer asal Italia, bersama dengan The Prince’s Foundation, sebuah yayasan amal pendidikan dari Inggris yang dibina oleh HRH Prince Charles, telah merilis sebuah koleksi kapsul berbasis data berjudul YOOX-NET-A-PORTER For The Prince’s Foundation yang diluncurkan melalui program bernsma The Modern Artisan Project.

The Modern Artisan Project dikemas sebagai sebuah program magang untuk pelajar-pelajar di bidang tekstil dengan durasi satu tahun yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah generasi artisan pada industri luxury fashion melalui perancangan koleksi yang didukung oleh analisis kecerdasan artifisial (AI) terhadap data pembelanjaan konsumen dari tahun ke tahun. Gagasan ini berawal dari Kunjungan Federico Marchetti, CEO YNAP, pada tahun 2018 ke Dumfries House, Inggris. Pada kunjungan tersebut, Marchetti berdiskusi dengan Prince Charles mengenai ekosistem industri fesyen yang dirusak oleh pelaku fast fashion. Melalui diskusi ini, kedua belah pihak menyadari adanya sebuah kepentingan bersama terkait lingkungan, produk kerajinan, dan pelestarian keterampilan artisanal pada industri fesyen dan tekstil.

Foto oleh Giovanni Mochetti. (Sumber: Mr Porter)
Enam pelajar dari Politecnico Di Milano Fashion in Process (FiP), Italia, dipilih untuk merancang sebuah koleksi berisikan 18 pakaian siap pakai yang terdiri dari 10 pakaian perempuan dan 8 pakaian laki-laki pada bulan September 2019 lalu. Bertepatan dengan perayaan kematian Leonardo da Vinci yang ke-500, desain koleksi ini terinspirasi dari karya sang seniman pada bidang sains dan seni. Desain pakaian perempuan ditujukan sebagai tribut terhadap studi da Vinci mengenai draperi (bentuk menggantung yang dihasilkan oleh lipatan-lipatan pada kain) melalui pemberian detail pita, ikatan, lipatan, dan penggunaan teknik smock. Sedangkan, potongan desain pada pakaian laki-laki yang lurus dan terstruktur merujuk pada ketertarikan da Vinci pada studi anatomi serta arsitektur Italia. Tidak hanya itu, Leonardo’s Knot, pola ikatan yang ditemukan pada lukisan Mona Lisa, juga dapat kita lihat menghiasi beberapa pakaian pada koleksi ini.

Inspirasi dari karya da Vinci kemudian akan diselaraskan dengan data pembelanjaan konsumen yang dimiliki oleh label binaan YNAP (Yoox, Net-A-Porter, Mr Porter, dan The Outnet) selama lima tahun terakhir. Hasilnya adalah sebuah koleksi yang memadukan warna-warna klasik seperti biru, coklat, putih, dan abu-abu dengan desain sederhana nan tegas yang terbukti tetap digemari dari waktu ke waktu. Desain-desain ini kemudian dikirimkan ke Dumfries House dimana terdapat empat orang artisan asal Inggris yang siap merealisasikan desain tersebut. Keempat trainee yang telah diseleksi oleh The Prince’s Foundation ini berasal dari latar belakang keahlian yang berbeda-beda. Mereka menjalani serangkaian pelatihan untuk mengasah keterampilan kerajinan mereka sebelum membuat sebagian besar koleksi dengan tangan. Setelah selesai, seluruh koleksi kemudian dijual melalui seluruh media label binaan YNAP. Seluruh keuntungan yang didapat dari penjualan ini pun akan didonasikan melalui The Prince’s Foundation untuk pemberdayaan dan pengembangan keahlian pengrajin tekstil kedepannya.






Sejak pertama didirikan, The Prince’s Foundation telah vokal dalam menyuarakan pentingnya penanaman konsep keberlanjutan (sustainability) dalam kehidupan sehari-hari. Mengikuti prinsip tersebut, koleksi keluaran The Modern Artisan Project ini memprioritaskan penggunaan bahan-bahan natural dan organik, seperti kasmir dan wol hasil produksi Johnstons of Elgin dari Inggris dan sutra organik hasil produksi Centro Seta dari Italia. Selain itu, koleksi ini juga menggunakan material sisa dan juga bebas dari penggunaan kain sintetis.

Penggunaan analisis data oleh AI juga dilakukan dalam rangka mengurangi limbah produksi pakaian. Karena desain yang dihasilkan berdasarkan preferensi konsumen, sisa pakaian tidak terjual pun diharap dapat berkurang. Selain itu, koleksi ini juga memiliki keunikan berupa penyertaan ID digital pada masing-masing pakaian. ID ini akan memungkinkan para konsumen untuk mengakses cerita dibalik pakaian tersebut. Mulai dari profil desainernya, artisan yang mengerjakan, bahan yang digunakan, hingga cara perawatan terbaik agar pakaian tahan lama.
Salah satu visi utama yang ingin disampaikan oleh Prince Charles melalui program ini adalah terbentuknya sebuah jaringan kolaboratif antar artisan Inggris dan Italia yang mana dapat menggabungkan budaya dan keterampilan khas dari masing-masing negara. Untuk rencana kedepannya, Marchetti mengatakan bahwa The Modern Artisan Project akan terus dikembangkan sebagaimana ini merupakan sebuah kerja sama jangka panjang.
Koleksi YOOX-NET-A-PORTER For The Prince’s Foundation dikabarkan menjadi salah satu koleksi yang akan dipamerkan dalam Michelangelo Foundation’s Homo Faber pada tanggal 9-26 September 2021 mendatang. Saat ini, seluruh koleksi juga dapat diakses melalui situs resmi Yoox, Net-A-Porter, Mr Porter, dan The Outnet. Jika ingin membaca lebih lanjut mengenai program The Modern Artisan Project, kunjungi situs YNAP pada ynap.com.
Penulis: Nabila Nida Rafida | Editor: Mega Saffira | Sumber: Net-A-Porter | Rogue La Vie |The Princes Foundation 1 2 | Forbes | Mr Porter
