
(Foto: Dokumentasi Nila Baharuddin)
Pada tanggal 25 Januari 2021 lalu, NILA oleh Nila Baharuddin telah mengeluarkan koleksi terbarunya untuk Spring/Summer 2021 bertajuk Secondo Sé : ENIGMA yang mana secara harfiah memiliki arti sebagai kepribadian kedua: persona yang misterius. Penentuan tema tersebut merujuk pada renungan Nila mengenai kehidupannya. Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang telah dilakukan, yang telah dicapai, dan jalan apa yang akan diambil kedepannya merangsang alter ego sang desainer untuk bangkit dan menuntun dirinya. Kisah ini kemudian direfleksikan kepada enam gaun bernuansa putih, abu-abu, beige, dan hitam.
Nila Baharuddin dengan desain bernafaskan budaya Jepang, Indonesia, serta pemberdayaan perempuan

(Foto: Nabila N. Rafida/Dokumentasi The Textile Map)
Nila Baharuddin merupakan seorang desainer asal Plaju, Sumatera Selatan, yang mulai dikenal dengan kemampuannya dalam memadukan budaya Indonesia dengan Jepang melalui desain pakaiannya. Hal ini dikarenakan Nila mengambil studi fashion design di Sugino Fashion College, Tokyo. Setelah menamatkan jenjang pendidikannya di Jepang, ia langsung melanjutkan belajar mengenai visual merchandising dan desain interior di Amerika Serikat.
Sebelum berkarir dalam bidang mode, awalnya Nila memfokuskan labelnya pada penjualan perhiasan. Nila tidak ingin tergesa-gesa dalam mengeluarkan koleksi pakaiannya. Meski banyak yang mempertanyakan mengapa ia tidak lekas melaksanakan debutnya di bidang pakaian, Nila tetap hanya memproduksi perhiasan hingga kurang lebih selama 10 tahun. Selain karena dirinya merasa belum siap, Nila juga ingin melatih para pengrajinnya agar terbiasa dalam menangani detail halus layaknya model desain Jepang.

Selain dikenal dari fusi desain budaya Jepang dan Indonesia, sejak awal karirnya Nila juga kerap menggunakan platform-nya untuk menyuarakan isu pemberdayaan perempuan melalui karyanya. Desain-desain yang dirancang pun kerap bernafaskan prinsip tali persaudaraan antar sesama. Meski baru debut pada tahun 2019, Nila telah berhasil membawa labelnya ke runway London Fashion Week pada 15 September 2019 lalu dengan koleksi Spring/Summer 2020 nya yang diberi judul ‘Issues‘.
Secondo Sé : ENIGMA
Secondo Sé : ENIGMA pertama dikenalkan melalui sebuah video musik hasil kolaborasi dengan musisi Tanayu. Dalam video berdurasi lebih dari empat menit tersebut, busana-busana Nila dipamerkan dengan diiringi lagu terbaru Tanayu yang berjudul Letter To My Youth. Untuk lebih memvisualisasikan cerita Tanayu, salah satu gaun dari koleksi ini dirancang untuk menceritakan perjalanan karirnya. Gaun berbahan dasar sifon dengan gradasi warna putih ke hitam dan potongan mermaid ini dikenakan oleh Tanayu pada video tersebut.







Selain secara virtual, Nila juga menggelar pameran kecil untuk mempertunjukkan keenam gaun tersebut pada publik. Diselenggarakan pada 8-11 Februari 2021, pameran ini berlokasi di headquarter NILA di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada hari terakhir, tim The Textile Map berkesempatan untuk hadir dan melihat langsung koleksi ini. Pencahayaan yang redup dilengkapi dengan balutan kain berhasil menghidupkan suasana yang sakral dan magis. Lagu dan video Letter To My Youth pun diputar secara berulang selama pameran ini berlangsung.

Menurut keterangan Nila, inspirasi koleksi Secondo Sé : ENIGMA ini mengakar pada seni dan budaya Jepang. Pada salah satu gaun, puluhan origami Tsuru (bangau) berwarna merah muda bunga sakura ditempelkan sebagai lambang kesuksesan dan kecantikan. Ilustrasi taman Zen atau taman dengan bebatuan khas Jepang dilukis menggunakan tangan pada salah satu gaun sebagai pengekspresian emosi, diri, dan mimpi manusia dalam perjalanannya untuk mencintai diri. Tidak berhenti disitu, Nila melengkapi busana lain dengan dua buah topeng Jepang, Kitsune (rubah) dan Okame (kura-kura). Dalam budaya Jepang, rubah dipercaya sebagai titisan dewi Inari yang memiliki kekuatan magis, kecerdasan yang superior, dan umur panjang sedangkan kura-kura melambangkan keberuntungan.
Untuk menghasilkan siluet feminin yang avant-garde, Nila mengacu pada struktur busana pada era Victoria. Terlihat dari penggunaan teknik layering dengan korset disertai dengan luaran yang terlihat megah. Konstruksi gaun yang tegas mencerminkan kekuatan yang penting dimiliki oleh perempuan modern. Hal lain yang menjadi keunikan koleksi ini adalah penyajian detail raw finish dengan memanfaatkan material daur ulang, deadstock, dan makrame. Meski demikian, ilusi yang terlihat “kasar” ini dielevasi dengan memadukan kain sutra, satin, organdi, dan sifon yang dikreasikan menggunakan teknik draperi sehingga menghasilkan kesan ringan dan halus. Batu swarovski pun disusun dan dijahit mengikuti kontur gaun sehingga membuat koleksi ini terlihat lebih eksklusif. Untuk kedepannya, Nila mengaku ingin lebih mengarahkan label binaannya ini sebagai label yang memiliki ekspertise di bidang bridal.
Seluruh koleksi Secondo Sé : ENIGMA dapat dilihat melalui akun Instagram NILA pada @nila.official_ .
Penulis dan Reporter: Nabila Nida Rafida | Editor: Mega Saffira | Sumber: The Textile Map | ELLE Indonesia | Harper’s Bazaar Indonesia | Sugar and Cream | iNews
Foto dalam pameran Secondo Sé: ENIGMA oleh Nabila Nida Rafida/Dokumentasi The Textile Map.







