HeiQ Viroblock: Teknologi Lapisan Tekstil Penangkal COVID-19

Carlo Centonze, CEO serta salah satu pendiri dari HeiQ, bersama putrinya mengenakan masker dengan teknologi HeiQ Viroblock.
(Foto: Dok. HeiQ)

Lebih dari setahun telah berlalu sejak kasus COVID-19 pertama ditemukan di Wuhan, China. Namun, meski vaksin sudah mulai didistribusikan di berbagai negara, sepertinya pandemi belum akan usai dalam waktu dekat ini. Semakin banyak ilmuwan dan peneliti yang turun tangan untuk berkontribusi menghasilkan produk yang dapat membantu menekan jumlah orang terinfeksi. Mengangkat urgensi ini, HeiQ Materials AG, sebuah perusahaan inovator tekstil asal Swiss, telah menciptakan sebuah material yang dapat melemahkan virus SARS-CoV-2 pertama di dunia yang diberi nama HeiQ Viroblock, yang telah diperkenalkan sejak tahun lalu.

HeiQ menggunakan kombinasi teknologi nanosilver (nanopartikel perak) dan vesikel liposom untuk menghasilkan sebuah lapisan (coating) yang sangat tipis. Lapisan ini kemudian diaplikasikan pada tekstil hidrofobik (anti air) sehingga dapat memberi aktivitas antiviral dan antibakteri yang dapat menghambat persistensi patogen pada material tersebut. Pada dasarnya, perak memang sudah dikenal sebagai material dengan kemampuan antimikroba dan antibakteri alami, sehingga biasa digunakan pada perlengkapan medis, serta pada tekstil dimanfaatkan untuk mengendalikan bau pada pakaian karena memiliki kemampuan antimikroba tanpa memberi iritasi pada kulit. Sayangnya, untuk menghasilkan sifat tersebut, perak membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mempercepat proses, akhirnya HeiQ menggabungkannya dengan teknologi vesikel liposom yang memiliki struktur menyerupai permukaan virus tetapi tidak mengandung kolesterol. Alhasil, vesikel liposom ini akan menarik kolesterol dari virus sehingga permukaannya pun retak dan terbuka, memungkinkan perak untuk menyerang dan melakukan oksidasi pada partikel virus tersebut.

Laboratorium HeiQ. (Foto: Dok. HeiQ)

Pada bulan Desember 2020, para peneliti dari The Peter Doherty Institute for Infection and Immunity, Melbourne, menguji HeiQ Viroblock dengan membiarkan material tersebut terpapar cairan yang mengandung virus SARS-CoV-2 dalam jangka waktu tertentu. Setelah itu, HeiQ Viroblock yang telah direndam dalam cairan akan dikeluarkan dan diukur seberapa banyak titer virus yang tertinggal. Terbukti, ketika diperiksa, pergerakan virus pada tekstil HeiQ Viroblock melemah dan berkurang secara signifikan dalam kurun waktu 2-5 menit. Selain dapat melawan virus SARS-CoV-2, material ini juga dapat menurunkan jumlah virus influenza A subtipe H1N1, human coronavirus 229E, bakteri Staphylococcus aureus, dan bakteri Klebsiella pneumoniae hingga mencapai 99%.

Selain memiliki kemampuan antibakteri, antivirus, dan antimikroba yang telah teruji, HeiQ Viroblock juga memiliki sertifikasi keamanan di mana produknya terbukti aman bagi kulit (cosmetic-grade) dan juga berbahandasar dari alam dan daur ulang. Tak hanya itu, HeiQ Viroblock NPJ03 juga memenuhi standard EU REACH (badan terkait regulasi dan pengawasan produk kimiawi di Eropa) dan US FIFRA (hukum pengawasan produk insektisida, fungisida, dan rodentisida di Amerika), memiliki sertifikasi ramah lingkungan dari OEKOTEX®. ZDHC (Zero Discharge of Hazardous Chemicals), dan bluesign®.

Carlo Centonze dan putrinya pada acara penghargaan Swiss Technology Award 2020. (Foto: Dok. HeiQ)

Inovasi ini mengantarkan HeiQ untuk mendapat penghargaan tertinggi dalam Swiss Technology Award 2020 sebagai pemenang pertama pada ajang tersebut, kedua kalinya mereka mendapat penghargaan yang sama dalam 10 tahun. Penghargaan ini diberikan karena HeiQ Viroblock dinilai telah dapat memberi dampak besar pada industri tekstil. Tidak hanya itu, HeiQ juga meluncurkan material antiviral ini dalam kurun waktu dua jam setelah Swiss mengumumkan pemberlakuan lockdown pada bulan Maret 2020 lalu. HeiQ Viroblock dipandang sebagai salah satu teknologi antivirus paling efisien dan efektif di dunia dan telah bekerja sama dengan lebih dari 150 perusahaan di seluruh dunia. Produk yang dihasilkan melalui kerja sama ini beragam, mulai dari masker wajah, pakaian, hingga dekorasi rumah sekalipun. Kerja sama ini pun telah dilakukan di Indonesia dengan Zoya, salah satu merek busana muslim terbesar di Indonesia. Pada bulan September 2020 lalu, Zoya telah meluncurkan Zoya Viroblock Series, sebuah koleksi smart daily wear yang berisikan kerudung instan, masker hijab, juga beberapa jenis busana kasual.

ZOYA menjadi label fesyen muslim pertama dan satu-satunya di dunia yang bekerjasama secara resmi dengan HeiQ saat ini.
(Foto: Dok. HeiQ)

Ditemukannya HeiQ Viroblock telah menjadi sebuah langkah yang dapat memiliki peran penting dalam pandemi ini. Pemerintah dan perusahaan manufaktur dapat mulai mempertimbangkan pakaian medis tidak hanya sebagai alat pelindung namun juga sebagai alat pembunuh virus itu sendiri. Pasalnya, material Viroblock dapat memperluas kemungkinan baru untuk pengembangan alat pelindung diri (APD) tenaga medis maupun alat penyaring udara pada tempat-tempat umum. Meski demikian, penggunaan HeiQ Viroblock tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk melonggarkan protokol kesehatan lainnya, karena sifatnya yang lebih kepada menghambat persebaran virus dan meminimalisasi jumlah virus yang terpapar pada pakaian atau masker. Teknologi tekstil antiviral ini pun masih bersifat tidak permanen, karena efektivitas kain dalam melawan virus akan terus menurun setelah dilakukan pencucian sebanyak 30 kali.

Untuk mempelajari HeiQ dan tekstil Viroblock mereka lebih lanjut, dapat dilakukan melalui situs resmi mereka heiq.com.

Penulis: Nabila Nida Rafida | Editor: Mega Saffira | Sumber: Chemistry Today | HeiQ | HeiQ Viroblock NPJ03 48hr Closed Patch Test | Frontiers In Nanotechnology | PR Newswire | Klik Dokter | Republika | Innovation In Textiles | ISPO | Biospectrum Asia |

One comment

Leave a comment