RE-TANGAN: Koleksi Tanpa Musim oleh TANGAN dengan Prinsip Pendayagunaan Ulang

Salah satu display di pameran “RE-TANGAN” yang diadakan Juni lalu. (Foto: Dok. Manual, foto oleh Muliadi Utomo)

Pada akhir bulan Juni 2021 lalu, label pakaian lokal TANGAN garapan Zico Halim dan Margaretha Novianty telah merilis koleksi terbaru mereka yang diberi tajuk “RE-TANGAN”. Mengikuti koleksi mereka pada awal tahun 2021 kemarin,” TANGAN: Bersama?”, yang menggunakan material organik dan pakaian daur ulang, koleksi kali ini pun masih mengusung konsep keberlanjutan yaitu dengan penggunaan prinsip upcycling atau pendayagunaan ulang dalam pembentukannya.

Tentang TANGAN dan Filosofi di Baliknya

Margaretha Novianty (kiri) dan Zico Halim (kanan), pendiri TANGAN. (Foto: Dok. Urban Icon)

Didirikan di awal tahun 2015, TANGAN didirikan oleh pasangan penata busana (fashion stylist), Zico Halim dan Margaretha Novianty. Nama “TANGAN” diambil berdasarkan anggota tubuh manusia, tangan, yang memiliki fungsi sebagai indra peraba. Dengan menggunakan tangannya, konsumen dapat merasakan kualitas tinggi yang ditawarkan oleh Zico dan Margaretha melalui label ini. Selain itu, TANGAN juga menggunakan tulisan braille, sistem penulisan yang hanya bisa dibaca dengan menyentuhnya dengan tangan, sebagai logo mereka.

‘Headway’, salah satu peragaan busana dari koleksi TANGAN yang terakhir diadakan sebelum pandemi pada tahun 2019. (Foto: Dok. Dewi Magazine)

Praktis, menginspirasi, dan konseptual. Ketiga hal itulah yang menjadi landasan utama TANGAN. Karena memiliki latar belakang sebagai seorang penata busana, Margaretha yakin bahwa salah satu keistimewaan dari TANGAN yang masih bisa dilihat sampai saat ini adalah aspek multifungsi dari setiap pakaian yang mereka rancang. Menurutnya, pengalaman yang ia dapat selama menjadi seorang penata busana telah membuat dirinya dan Zico untuk tidak hanya mementingkan unsur estetika namun juga kecocokan antar satu pakaian dengan pakaian yang lain. Pada akhirnya, mereka selalu mengeluarkan pakaian yang dapat dipakai secara bersamaan, terpisah, atau dipadupadankan dengan produk fesyen lain.

Penerapan Prinsip Seasonless dan Genderless

Ketika kita memperhatikan desain pakaian yang dikeluarkan oleh TANGAN, dapat terlihat bahwa TANGAN memiliki ciri khas desain yang kontemporer, siluet yang bias, dan menggunakan kombinasi kontras antara warna terang dan warna netral. Pembuatan desain seperti ini sengaja dilakukan agar setiap pakaian dapat dipakai kapanpun dan oleh siapapun. Dari sini lah konsep genderless yang diadopsi oleh TANGAN dapat terlihat dengan jelas. TANGAN berusaha untuk memproduksi pakaian yang tidak terkotak dalam batasan gender, membuat brand mereka menjadi lebih inklusif.

Selain itu, mulai pertengahan tahun 2021 ini, TANGAN mulai menerapkan sistem seasonless pada koleksi mereka. Seasonless fashion atau fesyen yang tidak mengenal musim sendiri merupakan sebuah sistem perilisan koleksi pakaian yang tidak mengikuti kalender mode seperti Fall/Winter atau Spring/Summer. Konsep ini semakin populer setelah beberapa rumah mode besar seperti Gucci, Yves Saint Laurent, dan Michael Kors menyatakan bahwa mereka akan menjadi seasonless brand dalam rangka mengurangi jumlah limbah sisa produksi yang semakin meningkat.

RE-TANGAN

Koleksi “RE-TANGAN” diisi dengan 7 pakaian kapsul berupa kemeja, kaus, celana, dan rok yang terinspirasi oleh pakaian tradisional Indonesia seperti Baju Bodo, Sorjan, Sarung, dan Kebaya. Desain pakaian tradisional tersebut kemudian digambar kembali menggunakan teknik dekonstruksi dan rekonstruksi sehingga menjadi pakaian yang lebih mudah untuk digunakan sehari-hari. Tidak hanya itu, melalui akun Instagram @tanganofficial, mereka juga memberikan kerangka desain yang dapat digunakan untuk mengubah pakaian lama kita menjadi serupa dengan yang dikeluarkan oleh TANGAN.

Baju “Pol-O” (kiri) yang terinspirasi dari permainan cilukba, Celana “Nebeng Jeans” (tengah), dan Celana “Celanas” (kanan). (Foto: Dok. TANGAN, via Fimela)

Seperti salah satu baju mereka yang diberi judul “Pol-O”, misalnya. TANGAN menjelaskan bahwa mereka terinspirasi dari permainan cilukba oleh anak kecil yang membuka dan menutup tangan mereka. Dari sini, TANGAN ingin menciptakan sebuah pakaian yang bagian punggungnya dapat dibuka dan ditutup, sesuai dengan keinginan dari pemakainya. “Pol-O” semakin dibuat menarik dengan diterapkannya teknik smocking di punggung bagian bawah. Untuk menciptakan kembali pakaian ini sendiri, seseorang hanya memerlukan kaus polo dan kemeja yang sudah tidak terpakai. Selanjutnya, TANGAN juga memperlihatkan bagian mana saja yang perlu dipotong dan dijahit serta alternatif pemakaian baju tersebut. Sementara itu, celana yang diberi nama “Nebeng Jeans” terbuat dari gabungan potongan-potongan celana jeans yang terinspirasi oleh budaya ‘nebeng’ di kalangan masyarakat, serta terdapat juga jenis celana berjudul “Celanas” yang terbuat dari gabungan celana kasual dan formal yang idenya didapat dari fenomena kerja dari rumah selama pandemi.

Pameran RE-TANGAN dan Ajakan untuk Upcycling

Pameran “RE-TANGAN” diadakan di Ashta District 8, Jakarta. (Foto: Dok. Manual, foto oleh Muliadi Utomo)

Koleksi “RE-TANGAN” diluncurkan melalui sebuah pemeran dengan judul serupa yang digelar selama sebulan dimulai dari tanggal 28 Juni 2021 lalu. Berlokasi di Ashta District 8, Jakarta Selatan, TANGAN memamerkan ketujuh pakaian dalam koleksi “RE-TANGAN” yang dipajang bersama dengan tampilan datar dari desain masing-masing pakaian di sebelahnya.

Pada pintu masuk pameran terdapat irisan kain putih panjang yang digantung mengikuti sebuah struktur logam berbentuk kotak. Di dalam kumpulan kain tersebut, terdapat sebuah manekin dengan tumpukan kain dan baju bekas di sampingnya. Di instalasi ini, para pengunjung diperbolehkan untuk mengambil kain bekas dari tumpukan tersebut dan menyematkannya di atas manekin.

Instalasi interaktif berupa manekin yang dapat disematkan dengan potongan baju oleh pengunjung.
(Foto: Dok. Manual, foto oleh Muliadi Utomo)

Pada awalnya, koleksi “RE-TANGAN” hanya dapat dibeli melalui pameran ini saja. Para konsumen dapat memilih model pakaian yang mereka suka serta material yang akan digunakan untuk membuat pakaian tersebut. Material ini dapat dipilih dari opsi yang tersedia di pameran atau pakaian bekas yang dibawa sendiri oleh konsumen. Jika pengunjung memilih opsi kedua, maka pihak TANGAN akan memberikan instruksi berisi potongan, ukuran, dan penerapan detail pakaian dan menawarkan jasa konsultasi selama proses penjahitan. Tidak hanya itu, konsumen juga akan mendapatkan sebuah jurnal yang mendokumentasikan perjalanan pemberian kehidupan baru terhadap kain-kain bekas tersebut.

Sayangnya, pameran yang seharusnya berlangsung hingga akhir juli ini harus ditutup lebih awal karena adanya penerapan peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Untuk saat ini, katalog dan kepentingan pemesanan dapat dilakukan melalui DM Instagram dan kontak WhatsApp mereka.Untuk kedepannya, TANGAN menyampaikan bahwa mereka ingin terus berperan dalam membangun industri fesyen yang lebih berkelanjutan dan mengajak para konsumennya untuk turut berpartisipasi. Untuk selengkapnya, kunjungi akun Instagram resmi mereka di @tanganofficial atau baca artikel lengkap mengenai pameran RE-TANGAN di situs Manual.

Penulis: Nabila Nida Rafida | Editor: Mega Saffira | Sumber: Manual | Kompas | Prestige | Whiteboard Journal | Fimela

Leave a comment