Chloé Resort 2022: Penggunaan Material Low-Impact hingga Partisipasi Pengrajin Afghanistan

Gabriela Hearst Chloé
Gabriela Hearst, Direktur Kreatif dari Chloé yang menganut sistem sustainable fashion
(Foto: Dok. oleh Nicholas Calcott untuk Financial Times)

Meski sudah lewat 2 bulan sejak dirilis, namun koleksi Resort 2022 milik rumah mode Chloé masih menarik untuk dibicarakan. Pasalnya, sang direktur kreatif Gabriela Hearst melalui koleksi ini menyiratkan partisipasi dirinya dalam upaya penerapan prinsip keberlanjutan dalam industri fesyen.

Pada koleksi Resort 2022, Hearst pun mencoba untuk mengisyaratkan bagaimana pandangannya terhadap fesyen pasca-pandemi yang memiliki satu pola pikir: Apa yang kamu pakai hanyalah sebagus bagaimana jejak sosial dan lingkungan yang ditinggalkan.

Baca juga

Chloé dan Misinya untuk Merealisasikan Sustainable Fashion

Chloé RTW Spring 2021
Chloé RTW Spring 2021
(Foto: Dok. Giovanni Giannoni untuk Women’s Wear Daily)

Koleksi ini bukanlah koleksi bernapaskan prinsip keberlanjutan pertama yang dibuat oleh Chloé. Seperti pada koleksi Fall/Winter 2021, Hearst mengklaim bahwa koleksi debutnya ini 4 kali lebih sustainable dibandingkan koleksi-koleksi pada tahun sebelumnya.

Hearst menjelaskan bahwa ia telah berusaha menerapkan beberapa upaya untuk meningkatkan nilai ramah lingkungan dalam koleksi tersebut, seperti memberhentikan penggunaan bahan sintetis (polyester dan viscose) hingga menggunakan kembali bahan denim organik. Tidak hanya itu, 50 persen kain sutra yang digunakan bersifat organik, dan 80 persen benang kasmir untuk produk knitwear merupakan hasil daur ulang.

Sementara itu, penerapan prinsip keberlanjutan ini juga diutarakan oleh Riccardo Bellini, CEO dari Chloé, pada sebuah wawancara di akhir tahun 2020 lalu. Dalam wawancara tersebut, Bellini bertekad untuk mengubah model bisnis Chloé menjadi bisnis kreatif yang berbasis komunitas yang akuntabel. Menurutnya, kini prinsip dan nilai yang dipegang oleh sebuah label menjadi sama relevannya dengan desain pakaian yang dikeluarkan.

Terinspirasi dari Gerakan Kemanusiaan

Dalam koleksi ini, Hearst terinspirasi oleh gerakan seni dan kerajinan yang timbul pada abad ke-20 sebagai respon dari menurunnya nilai kemanusiaan yang disebabkan oleh revolusi industri. Hearst mengorelasikan gerakan ini dengan fenomena yang terjadi saat ini, di mana nilai kemanusiaan kini juga dibentuk oleh dua kejadian besar, yaitu perubahan iklim dan revolusi digital.

Konsep ini pun kemudian terwujudkan dalam pakaian-pakaian dengan gaya bohemian chic, gaya berpakaian yang identik dengan visual-visual seperti penggunaan motif dengan warna-warna hangat, detail rumbai, juga motif-motif bernuansa etnis.

Begitu pun koleksi Resort 2022 oleh Chloé. Tas, rok, dan gaun dihias dengan detail cut-out berbentuk flora menggunakan teknik laser cut. Pada penampilan lain, Hearst terlihat memasangkan sebuah rok maxi hitam dengan atasan halter yang diberi aksen rumbai di bawahnya.

Namun, meski mayoritas pakaian dalam koleksi ini memiliki warna dasar natural, Hearst juga mengorporasikan beberapa warna berani agar membuat pakaian lebih menonjol. Hal ini dapat dilihat melalui detail bordir pada trench coat serta gaun rajutnya.

Selain itu, denim menjadi salah satu pilihan bahan yang disoroti dalam koleksi ini. Selain dijadikan sepatu boots dan potongan lengan pada trench coat, Hearst juga menyulap denim menjadi gaun dengan potongan yang unik.

Chloé resort 2022
Gaun denim yang terlihat seperti tiga pakaian menjadi satu oleh Chloé
(Foto: Dok. Vogue Runway)

Seperti pada salah satu gaun, Hearst membuat gaun tersebut terlihat seperti tiga pakaian yang berbeda. Pada bagian atas hingga pinggang gaun memiliki model tank top, bagian pinggang hingga paha dibuat menyerupai celana jeans biasa, dan dari paha hingga mata kaki diberi model rok dari material yang berbeda.

Upaya Peningkatan Nilai Keberlanjutan

Chloé Fall Winter 2020
Koleksi Fall/Winter 2020 oleh Chloé
(Foto: Dok. Jason-Llyod Evans)

Meski dengan masih adanya penggunaan bahan sutera dan kulit hewan, penjunjungan nilai cruelty-free dalam koleksi ini dapat dikatakan belum ideal, upaya Chloé untuk memastikan koleksi ini lebih ramah lingkungan dari biasanya patut diapresiasi.

Chloé leather bag
Tas menggunakan lower-impact materials dan deadstock
(Foto: Dok. Instagram @chloe)

Sebanyak 55 persen material yang digunakan dibuat dari lower-impact materials, termasuk penggunaan linen sebagai pengganti katun untuk lining, denim sisa produksi musim sebelumnya, bahan kashmir daur ulang, juga lower-impact leather (kulit hewan dengan proses produksi yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang lebih rendah) yang dipasok oleh penyamakan kulit bersertifikasi dari Leather Working Group.

Chloé denim
Penggunaan denim ramah lingkungan pada koleksi yang dikeluarkan oleh Chloé
(Foto: Dok. Vogue Runway)

Nilai ramah lingkungan dari penggunaan denim dalam koleksi ini tidak hanya sesederhana pemanfaatan bahan sisa produksi, namun Chloé memastikan bahwa denim yang mereka gunakan dapat sepenuhnya sirkuler.

Dengan bekerjasama dengan Quantis, Chloé juga melakukan Life Cycle Analysis yang mengukur dampak dari denim mereka melalui lima indikator: ekosistem, kesehatan manusia, perubahan iklim, air, serta sumber daya alam (penggunaan lahan, penurunan sumber energi tidak-terbaharui, dan penurunan sumber mineral).

made51 chloé
Elemen dekoratif bordir yang ada pada koleksi Chloé Resort 2022 dibuat oleh para pengrajin Afghanistan dari jaringan Made51. (Gambar: Made51)

Selain dari segi material, Chloé juga berusaha menunjukkan upayanya dalam menerapkan nilai ethical fashion. sebanyak 15 persen dari material yang digunakan diproduksi oleh World Fair Trade Organization (WFTO), yang juga berkolaborasi dengan Made51, sebuah inisiatif dari United Nation Refugee Agency naungan PBB.

Melalui Made51, perempuan-perempuan Afghanistan yang juga merupakan pengrajin bordir, mendapatkan upah dari kontribusi mereka menyediakan elemen bordir yang digunakan pada desain tas di koleksi ini.

Chloé dan Harapannya untuk Masa Depan

Salah satu bentuk kepedulian Gabriela Hearst terhadap wanita di seluruh dunia

Sejak pertama kali didirikan, Chloé memang sudah dikenal sebagai rumah mode yang memegang erat nilai feminisme. Bahkan dalam bio Instagram mereka pun terpampang jelas kalimat “inspiring femininity since 1952”. Ketika Gabriela Hearst datang menjadi direktur kreatif mereka di tahun 2020, nilai kepedulian terhadap lingkungan pun turut diusung dalam prinsip bisnis mereka.

“Kami bergerak dari fase koleksi ke fase koneksi. Kini tidak lagi cukup hanya melakukan peluncuran koleksi terbaru. Bagaimana Anda terhubung dengan audiens, bagaimana Anda memelihara koneksi, dan bagaimana Anda mengembangkan koneksi tersebut.”

— Riccardo Bellini

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Chloé dan koleksi mereka, kunjungi situs resmi mereka di www.chloe.com

Penulis: Nabila Nida Rafida | Editor: Mega Saffira | Sumber: Vogue | Forbes | Show Studio | Setting Mind | Fashionista | WWD

Leave a comment