A to Z Manifesto: Komitmen Stella McCartney pada Penerapan Prinsip Keberlanjutan di Industri Mode

Sosok Stella McCartney, desainer asal Inggris yang sudah lama mengusung konsep vegan dalam seluruh karyanya.
(Foto oleh Mary McCartney, Sumber: Live Kindly)

Penerapan prinsip keberlanjutan (sustainability) di industri mode kini semakin banyak dibicarakan dan Stella McCartney merupakan salah satu label yang ada di garis depan gerakan tersebut. Tahun lalu, menjelang diluncurkannya koleksi mereka untuk musim Spring/Summer 2021, Stella McCartney merilis sebuah manifesto bertajuk “A to Z of Stella McCartney” sebagai bentuk komitmen mereka dalam mendorong gerakan ini lebih jauh.

Selama pandemi, sang desainer bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang sedang dia lakukan dan bagaimana caranya melakukan hal tersebut. Opsi apa lagi yang tersedia bagi para pelaku di industri fesyen untuk memberi kebermanfaatan pada alam? Dari sinilah manifesto A to Z lahir. Sebuah blueprint yang akan menuntun Stella dan tim untuk lebih bertanggung jawab dan lebih baik lagi sebagai rumah mode yang sustainable.

Untuk menyebarkan manifesto ini lebih luas lagi, Stella McCartney merilis koleksi Spring.Summer 2021 yang digadang sebagai koleksinya yang paling sustainable sejauh ini. 

Melansir dari wawancaranya dengan Vogue UK, koleksi Spring/Summer 2021 disebut berisikan 28 look yang diisi dengan sederet gaun, setelan jas, dan jumpsuit yang diproduksi dengan bahan organik dan daur ulang. Seperti contohnya pada sebuah sandal bersol tebal yang diberi nama “Elyse”. 50 persen dari sepatu tersebut dikatakan terbuat dari sisa limbah yang diolah kembali. Terdapat juga penggunaan “stellawear”, shapewar yang dapat dijadikan dalaman maupun pakaian renang ini menggunakan teknologi Econyl, material baru yang dihasilkan melalui campuran daur ulang botol plastik dan nylon, memungkinkan stellawear untuk menjadi produk zero waste. 

A to Z of Stella McCartney

“Terlalu banyak greenwashing yang terjadi,” ujar Stella pada sebuah konferensi video, merujuk pada label fesyen lain, “dan terdapat terlalu banyak kesalah pahaman (terhadap prinsip sustainable). Bahkan saya sudah tidak begitu tahu apa yang dimaksud dengan sustainable. Jadi, (manifesto) ini hadir untuk memberi kejelasan.”

Setiap alfabet dalam manifesto ini mewakili satu prinsip yang akan dipegang kedepannya oleh Stella McCartney. Misalnya saja seperti A untuk Accountable, H untuk Humour, P untuk Progressive, dan Z untuk Zero waste. Setiap huruf juga ditemani dengan sebuah karya seni hasil kolaborasi dengan berbagai artis, mulai dari Jeff Koons, seorang seniman asal Amerika Serikat, yang menggarap desain visual dari huruf K, hingga ibunya sendiri yang juga seorang fotografer, Linda McCartney, untuk huruf L.

‘A’ karya Rashid Johnson

A for Accountable

Menjadi “accountable” disini dimaknai dengan komitmen Stella untuk dapat mempertanggungjawabkan seluruh keputusannya dalam konteks penggunaan material dan proses produksi yang ramah lingkungan.

‘B’ karya Peter Blake

B for British

British merujuk pada nasionalitas sang desainer dan tempat lahir label Stella McCartney itu sendiri.

‘C’ karya Chantal Joffe

C for Conscious

Conscious berarti menjadi lebih peduli dan sadar atas material yang digunakan pada produk mereka. Stella McCartney beberapa kali telah mengeluarkan pakaian dengan materialbahan ramah lingkungan seperti kulit dan bulu imitasi atau bahkan tekstil yang dibuat dari tumbuhantanaman.

‘D’ karya Erté

D for Desire

Desire atau keinginan sangat dibutuhkan untuk membangun label yang sustainable yang penuh dengan tantangan. Untuk mewujudkan visi tersebut, desainer harus kembali memutar otak untuk menciptakan pakaian yang menarik untuk para konsumennya dengan material yang terbilang masih terbatas.

‘E’ karya Cindy Sherman

E for Effortless

Effortless merujuk pada penggambaran desain pakaian yang versatile dan dapat dipakai meski dalam belasan tahun kedepan.

‘F’ karya Lorenzo Fitturi

F for Falabella 

Falabella merupakan tas ikonik hasil kolaborasi Stella McCartney dengan perusahaan startup asal Inggris, Bolt Threads. Tas Falabella diketahui menggunakan salah satu produk Bolt Threads, Mylo, yang merupakan material kulit sintetis berbahan dasar jamur.

‘G’ karya George Condo

G for Grateful

Melalui desainnya, Stella berusaha untuk memperlihatkan rasa terima kasih terhadap komunitas dan lingkungan disekitarnya yang telah menjadi inspirasi dari karya-karya yang ia hasilkan selama ini.

‘H’ karya Alex Israel

H for Humour

Selama ini, Stella selalu berusaha menunjukkan ke semua orang bahwa memperjuangkan prinsip keberlanjutan tidak harus selalu serius dan membosankan. Ada banyak cara yang lebih menarik untuk mendapat perhatian audiens. Seperti pada dua tahun silam dimana Stella menggelar protes saat runway dengan model-model yang mengenakan kostum sapi serta tas vegan.

‘I’ karya Urs Fischer

I for Intimacy

Setiap karya yang dikeluarkan oleh Stella harus memiliki makna dan cerita sendiri dibaliknya. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan rasa kepemilikan bagi penggunanya.

‘J’ karya Hou Jichou

J for Joy

Prinsip ini diberlakukan sebagai sebuah pengingat kalau fesyen merupakan sebuah subjek yang membahagiakan. Fesyen dapat menjadi ruang kebebasan kita dan memberi energi positif untuk sekitarnya.

‘K’ karya Jeff Koons

K for Kind

K untuk kind atau kebaikan mengingatkan kita untuk memberi kembali dan berlaku baik terhadap sesama dan bumi yang kita tinggali.

‘L’ karya Linda McCartney

L for Linda 

Linda merupakan nama dari ibu Stella McCartney. Stella mengaku sering terinspirasi dari karakter ibunya yang seorang aktivis, feminis, dan kreatif. 

‘M’ karya Mert & Marcus

M for Mindful

Lagi-lagi, prinsip ini meminta kita untuk berfikir lebih jauh mengenai dampak dari bagaimana kita beraktivitas dan dampak dari kegiatan tersebut.

‘N’ karya Lila Azeu

N for Nature

Nature atau alam sudah lama menjadi inspirasi Stella tidak hanya melalui desain tapi juga melalui visi label yang peduli terhadap lingkungan sekitar.

‘O’ karya Olafur Eliasson

O for Organic

Sebisa mungkin, dalam memproduksi koleksinya, Stella McCartney menggunakan bahan-bahan organik yang memiliki tingkat pencemaran rendah terhadap lingkungan.

‘P’ karya pelajar-pelajar dari Kourtrajmé Art School

P for Progressive

Perspektif yang progresif merupakan karakteristik utama dari rumah mode ini. Mempertanyakan perubahan sosial positif apa yang dapat dilakukan di industri fesyen untuk mengubah karyanya sebagai sebuah “hadiah”.

‘Q’ karya Nick Cave & Bob Faust

Q for Question

Alih-alih mempertanyakan industri fesyen secara keseluruhan, mungkin sudah saatnya bagi kita semua untuk mempertanyakan pendekatan kita dalam industri ini.

‘R’ karya Taryn Simon

R for Repurpose

Menjadi sustainable tidak hanya melalui penggunaan material organik saja tetapi juga bisa melalui bahan daur ulang. Stella memberi napas baru pada kain sisa atau deadstock dengan menggunakannya dalam pakaian baru.

‘S’ karya Hajima Sorayama

S for Sustainability

Prinsip sustainability merupakan dasar dari manifesto ini. Untuk mewujudkannya, Stella beberapa kali bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pembuatan sepatu vegan dengan Adidas atau tas Falabella yang sempat dibahas pada poin F.

‘T’ by William Eggleston

T for Timeless

Untuk mengurangi limbah pakaian, diperlukan desain yang lekang oleh waktu. Maka dari itu Stella gemar mengeluarkan pakaian yang terlihat sederhana, seperti koleksi kapsul, yang dapat cocok dipakai di berbagai zamanhingga belasan tahun kemudian. Atas dasar ini pula Stella lebih sering menggunakan palet warna netral dengan sedikit sentuhan warna hitam dan putih.

‘U’ karya Emilie Pria & Paulo Accioly

U for Utility

Tidak hanya timeless, pakaian juga harus bisa menopang aktivitas pemakainya. Pakaian yang baik menggunakan bahan dan memiliki desain yang fungsional. Dalam koleksi terbarunya, prinsip ini terlihat pada stellawear yang multifungsi.

‘V’ karya Will Sweeney

V for Vegan

Selama 20 tahun, Stella tidak pernah menggunakan material kulit, rambut, dan bulu binatang. Seluruh produk yang dikeluarkan Stella tergolong vegan dan cruelty-free.

‘W’ karya Sam Taylor-Johnson

W for Womanhood

Stella McCartney adalah sebuah label yang dibangun dan dipimpin oleh seorang perempuan. Dalam desainnya, Stella juga gemar memasukkan prinsip pemberdayaan wanita dengan memadukan elemen feminim dan maskulin.

‘X’ karya Ed Ruscha

X for Kiss

Tanda ‘x’ terkadang sering digunakan sebagai pengganti ‘cium’ dalam sebuah teks. Disini, Stella ingin mengingatkan untuk terus menebar cinta melalui karya-karyanya.

‘Y’ karya Jermaine Francis

Y for Youth

Aktivisme, kesetaraan gender, konektivitas merupakan sebagian dari inspirasi yang diambil oleh Stella dari generasi muda yang vokal terhadap gerakan perubahan untuk mencapai kesatuan sosial.

‘Z’ karya Joana Vasconcelos

Z for Zero Waste

Terakhir, zero waste, merupakan konsep yang dijunjung tinggi oleh Stella dengan menerapkan circular fashion – di mana proses produksi yang dilakukan oleh label Stella McCartney akan diusahakan untuk menghasilkan sesedikit mungkin limbah, atau tanpa limbah sama sekali.

Seluruh karya seni tersebut dipamerkan untuk pertama kalinya dalam sebuah pameran pop-up di Beijing, China pada bulan Januari lalu. Selain karya seni, di pameran tersebut juga terdapat kaus limited edition yang terinspirasi dari ke-26 artis yang menciptakan setiap karya pada manifesto ini. Terdapat 30 kaus untuk tiap artis dan hasil penjualannya akan disumbangkan kepada badan amal pilihan artis yang bersangkutan. Tidak berhenti disitu, Stella juga mengeluarkan versi terbaru dari tas Falabella, sepatu Elyse, dan seluruh koleksi Spring/Summer 2021.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai manifesto A to Z dan pemikiran yang melatarbelakangi gerakan tersebut, dapat diakses melalui situs resmi Stella McCartney di stellamccartney.com.

Penulis: Nabila Nida Rafida | Editor: Mega Saffira | Sumber: Vogue | Stella McCartney | Ethical Fashion Brazil | L’Officiel USA | First Classe | New Straits Times | Away In Style | Kaltblut Magazine

2 comments

Leave a comment