The Upcycling Heroes #1: Street Vision, Jasa Ubah Fungsi oleh Aziz Dilpa Mario

Upcycled fashion, meski sudah menjadi istilah yang akrab didengar dalam beberapa tahun belakangan, dapat memiliki makna yang sedikit berbeda bagi setiap pelakunya. Salah satu diantaranya adalah sebuah proses untuk merubah suatu benda usang yang melewati masa pakainya hingga menjadi sebuah produk fesyen lain. Begitulah definisi dari upcycling menurut Azis Dilpa Mario, alias Street Vision, sebuah label yang menawarkan jasa rubah fungsi asal Bandung, Jawa Barat. Beberapa waktu lalu, tim The Textile Map mengundang Azis dalam video podcast The Textile Talk, untuk seri terbaru bertajuk “Upcycling Heroes.”

Lahirnya Street Vision

Meski sekarang bertempat tinggal di Bandung, Azis lahir di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1984. Ketertarikannya di bidang fesyen dimulai sejak ia sedang berkuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Saat itu, Azis dan temannya sering melakukan thrifting, yaitu kegiatan membeli baju-baju vintage atau bekas yang masih layak pakai. Namun, saat masih berkuliah, Azis hanya berlaku sebagai pembeli, sebelum sekitar dua tahun silam ia terjun ke dunia bisnis thrifting sebagai seorang penjual.

Setelah berjalan sekitar enam bulan, Azis mulai memiliki kekhawatiran kalau usaha thrifting-nya akan kalah dengan pedagang lain. Pasalnya, di tahun ini memang kegiatan thrifting sedang naik daun dan usaha thrifting pun menjamur di kota-kota besar. Akhirnya, Azis mulai memutar otak, bagaimana caranya ia dapat menonjolkan barang-barang yang ia jual, dan keunikan apa yang dapat ia berikan kepada barang dagangannya agar terlihat berbeda dengan produk thrifter lain. Memiliki keahlian menjahit yang ia pelajari sebagai hobi di masa kuliah, Azis pun terpikirkan untuk mengolah kembali produknya dengan teknik upcycling. Ditambah lagi, Azis pernah menjalankan usaha konveksi dan terlibat dalam dua brand lokal dengan nama Berak dan Straightvision. Pengalaman ini membuat Mas Azis memiliki pengetahuan lebih dalam bisnis serta proses pembuatan produk fesyen.

Tidak hanya mengolah pakaian vintage, Azis juga sering bereksperimen dengan benda-benda seperti bungkus kemasan makanan. (Foto: Dok. Street Vision)

Ketika pertama kali memperkenalkan Street Vision Azis tidak serta-merta menjual barangnya ke pasaran. Pertama-tama, ia membuat sekitar 3-5 sampel berupa topi yang terbuat dari sebuah jaket vintage. Sampel ini kemudian ia berikan ke teman-teman dekatnya yang juga memiliki peminatan atau konsentrasi usaha di bidang thrifting untuk dimintai ulasan mengenai barang tersebut. Setelah banyak orang yang mengenali karyanya, baru lah Azis berani mengambil proyek komisi dari orang lain. Selain itu, Azis juga gemar membuat gimmicks untuk menarik perhatian dan memperluas pasar konsumen Street Vision. Mulai dari celana yang diubah menjadi topi, sepatu menjadi tas, hingga barang-barang lain yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya seperti bungkus kertas McDonald’s sebagai bahan dasar sebuah tas dan bungkus makanan kucing yang disulap menjadi sebuah jaket motor. Dengan menunjukkan barang-barang ini, Azis berharap orang-orang dapat melihat sisi unik dari upcycled fashion.

Sepanjang perjalanan usahanya, terdapat dua produk yang paling berkesan bagi Azis: Sepatu Ventella yang diubah menjadi sebuah topi dan bottle holder yang ia buat dengan jaket Nike bekas sebagai material dasar. Menurutnya, kedua karya ini lah yang berjasa dalam meningkatkan popularitas Street Vision di pasar fesyen lokal. Bahkan, bottle holder yang terbuat dari jaket Nike tersebut sempat diunggah kembali dalam akun Instagram salah satu komunitas streetwear asal Amerika Serikat, Hypebeast Craft, di Instagram.

Jaket vintage Nike yang dikaryakan menjadi sebuah baby carrier oleh Azis.
(Foto: Dok. Street Vision)

Saat ini, Azis masih memfokuskan kegiatan Street Vision pada pengenalan upcycling melalui proyek pribadi, komisi, dan kolaborasi dengan brand lain. Tapi tidak menutup kemungkinan kedepannya bagi Azis untuk mengarahkan Street Vision menjadi sebuah brand sendiri. Dalam waktu dekat ini, Azis akan mengeluarkan sebuah produk kolaborasi dengan salah satu brand lokal asal Bandung. Produk tersebut dapat diantisipasikan keluar sekitar bulan Juli 2021. Untuk mengenal dan mendapat kabar terbaru terkait Street Vision, dapat dilakukan melalui akun Instagram mereka di @_street_vision.

Untuk mengetahui selengkalnya mengenai Street Vision, perjalanan Azis Dilpa Mario, dan tips dan trik dalam dunia upcycling, simak video podcast The Textile Talk yang dapat disaksikan pada akun Instagram kami, @thetextilemap, dan akun Youtube kami, The Textile Map.

Penulis: Nabila Nida Rafida | Editor: Mega Saffira

One comment

Leave a reply to Thrift District 2021: Wanderlust, Thrift Bazaar Terbesar di Kota Bandung – The Textile Map – Blog Cancel reply