Partisipasi Indonesia dalam Fashion Revolution Week 2022 di Jakarta Fashion Hub

Fashion Revolution Week Indonesia 2022

Tahun ini merupakan tahun kedua dari kerjasama antara Fashion Revolution Indonesia dengan Jakarta Fashion Hub untuk berpartisipasi dalam pekan Fashion Revolution yang diikuti oleh para aktivis Fashion Revolution di seluruh dunia.

Baca juga:

Thrift District 2021: Wanderlust, Thrift Bazaar Terbesar di Kota Bandung

Mengenal Prinsip Circular Fashion pada Industri Garmen

FashionChecker.org: Rapor Digital Industri Fesyen

Tentang Fashion Revolution

Tragedi Rana Plaza
Portret bangunan runtuh dalam tragedi Rana Plaza, 24 April 2013. (Foto: Dok. Asia News)

Pada tanggal 24 April 2013, sebuah gedung yang menaungi ribuan pekerja garmen di Bangladesh runtuh hingga menelan lebih dari 1.100 korban jiwa dan 2.500 korban luka-luka. Kejadian ini lalu dikenal sebagai Tragedi Rana Plaza, salah satu tragedi di industri garmen yang paling parah dalam sejarah. Meski isu rendahnya tingkat kesejahtreraan para pekerja garmen serta polusi lingkungan yang ditimbulkan oleh industri fesyen telah berlangsung selama puluhan tahun, tragedi ini merupakan pemicu utama lahirnya gerakan Fashion Revolution.

Fashion Revolution Who Made My Clothes
Gerakan Fashion Revolution mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan para pekerja industri garmen. (Foto: via Ethical Consumer)

Fashion Revolution merupakan sebuah gerakan aktivisme di industri fesyen terbesar di dunia, di mana para aktivisnya menyuarakan perubahan dalam industri fesyen agar dapat lebih mengutamakan nilai kemanusiaan dan lingkungan dibandingkan dengan keuntungan.

Fashion Revolution Berlin
Portret sebuah kampanye Fashion Revolution di Berlin, Jerman.
(Foto: Dok. Future Fashion Forward via Berlin Fashion Week)

Berpusat di Inggris, gerakan Fashion Revolution juga memiliki komunitas-komunitasnya sendiri di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Para aktivis Fashion Revolution percaya bahwa isu kemanusiaan dan lingkungan yang ada di industri fesyen saat ini bukanlah tanggung jawab individu, label fesyen, ataupun perusahaan – tetapi tanggung jawab kolektif masyarakat di seluruh dunia untuk merombak sistem yang ada. Fashion Revolution melakukannya melalui pengadaan riset, edukasi, kolaborasi, mobilisasi, serta advokasi.

Fashion Revolution di Indonesia

Industri Garmen Indonesia
Suasana salah satu pabrik garmen di Indonesia. (Foto: Dok. Liputan6)

Industri tekstil di Indonesia merupakan salah satu industri yang berkontribusi paling besar pada perekonomian Indonesia. Khususnya pada bagian hulu, di mana banyak perusahaan serta label fesyen besar internasional yang memproduksi material maupun garmen mereka di tanah air. Setidaknya sebesar 2,4% produk tekstil di dunia diproduksi di Indonesia.

Polusi Tekstil Sungai Citarum
Seorang aktivis yang berdemo di Jawa Barat. (Foto: Dok. CGTN)

Meski terdengar seperti keunggulan dalam hal ekonomi, hal ini juga memiliki sisi negatif, di mana limbah-limbah pabrik tekstil kian hari kian mencemari alam, khususnya sungai-sungai di Indonesia. Sebagai contoh, di Sungai Citarum, Jawa Barat, terdapat kurang lebih 1,000 pabrik tekstil yang beroperasi dan melepaskan limbah kimia beracun setiap harinya ke dalam air yang juga dikonsumsi untuk kehidupan sehari-hari oleh masyarakat setempat.

Hal ini membuat adanya perubahan regulasi terkait kesejahteraan pekerja juga dampak terhadap lingkungan di Indonesia akan berpengaruh besar dalam revolusi industri fesyen. Maka dari itu, partisipasi dan kontribusi masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan untuk turut menyukseskan gerakan Fashion Revolution.

Fashion Revolution Week 2022

Fashion Revolution Week 2022
Aktivis ataupun Komunitas Fashion Revolution dari berbagai negara berpartisipasi dalam Fashion Revolutin Week setiap tahunnya. (Foto: via Alvanon)

Salah satu wujud kampanye Fashion Revolution adalah diadakannya Fashion Revolution Week (Pekan Fashion Revolution) yang diadakan setiap tahunnya di bulan April, sebagai peringatan atas terjadinya tragedi Rana Plaza. Setiap komunitas Fashion Revolution dari berbagai negara dapat berpartisipasi dalam berbagai bentuk pada pekan ini, baik dengan melakukan acara secara daring maupun tidak.

Tidak ada peraturan khusus mengenai siapa yang dapat ikut serta dalam pekan ini, setiap orang dapat turut menghidupkannya bahkan dengan sesederhana melalui unggahan di media sosial.

Fashion Revolution Week Indonesia 2022
Fashion Revolution Week 2022. (Foto: Dok. Fashion Revolution)

Tahun ini, Fashion Revolution Week jatuh pada tanggal 18-24 April 2022. Meski demikian, tim Fashion Revolution Indonesia memutuskan untuk berpartisipasi pada tanggal 13-14 April 2022. Dengan dukungan dari berbagai pihak seperti Jakarta Fashion Hub, Asia Pacific Rayon, Hollit International, dan lainnya, Fashion Revolution Indonesia mengadakan serangkaian acara yang terdiri dari pameran, bazaar, lokakarya, serta webinar, di Jakarta Fashion Hub, Jakarta Pusat.

Menyambut Pengunjung dengan Area Swafoto

Fashion Revolution Week Indonesia 2022
Fashion Revolution 2022 di Jakarta Fashion Hub. (Foto: Dok. The Textile Map)

Acara ini digelar dengan memanfaatkan empat lantai dari gedung Tanoto Foundation yang berlokasi di Jalan Teluk Betung, Jakarta Pusat. Di lantai pertama, pengunjung akan disambut oleh area swafoto berupa backdrop dengan salah satu slogan Fashion Revolution, yaitu ‘Who Made My Clothes?’ (‘Siapa yang telah membuat baju saya?’). Kalimat ini mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam mempertanyakan kesejahteraan para pekerja garmen dibalik pakaian yang mereka kenakan.

Fashion Revolution Week Indonesia 2022
Fashion Revolution 2022 di Jakarta Fashion Hub. (Foto: Dok. The Textile Map)

Selain ‘Who Made My Clothes?’, terdapat juga slogan Fashion Revolution lainnya yaitu ‘What’s In My Clothes?’ yang mengisyaratkan pentingnya untuk mengetahui material pada pakaian kita agar kita dapat menghindari material yang dapat mencemari bumi.

Brand Showcase dan Bazaar

Lantai 2 kemudian adalah tempat dilaksanakannya Brand Showcase serta bazaar. Brand Showcase merupakan area di mana berbagai label fesyen ataupun perusahaan berbasis di Indonesia yang mengimplementasikan sebagian dari prinsip keberlanjutan pada proses produksi ataupun materialnya, memajang satu atau dua dari koleksi mereka, dilengkapi dengan penjelasan singkat. Beberapa label atau perusahaan yang turut berpartisipasi dalam area Brand Showcase antara lain, Abhati Studio, Mycotech, Pijak Bumi, Torajamelo, By Binzu, Bell Society, dan masih banyak lagi.

Fashion Revolution Week Indonesia 2022
Rubysh, salah satu label aksesoris di area bazaar. (Foto: Dok. The Textile Map)

Sementara itu di lantai yang sama, terdapat area bazaar yang melibatkan lima brand, yaitu Thread to Fabric, Gajah Duduk, BT Batik Trusmi, Inen Signature, Rubysh. Selain menjadi tempat untuk melihat-lihat pameran dan membeli barang, lantai 2 ini juga menjadi lokasi utama bagi para pengunjung untuk berinteraksi, baik dengan para pemilik label, maupun dengan sesama pengunjung.

Tukar Baju

Fashion Revolution Week Indonesia 2022 Tukar Baju
Tukar Baju, inisiatif yang menginspirasi masyarakat untuk menukar baju sebagai alternatif
membeli baju baru dari label fast fashion. (Foto: Dok. The Textile Map)

Lantai 3 merupakan salah satu area yang paling menarik pengunjung, dikarenakan lantai ini sepenuhnya digunakan untuk Tukar Baju – di mana pengunjung dapat membawa maksimal lima pakaian yang sudah tidak dipakai lagi, kemudian apabila lolos seleksi oleh tim kurator, pakaian-pakaian tersebut dapat ditukar menjadi lima buah token. Token-token ini lalu dapat mereka gunakan untuk ‘membeli’ baju apa saja yang tersedia di area Tukar Baju, di mana baju-baju yang tersedia disusun sesuai warna.

Kegiatan Tukar Baju ini diadakan dalam rangka menyuguhkan alternatif yang kreatif bagi masyarakat untuk memiliki pakaian ‘baru’ tanpa harus mengeluarkan banyak uang seperti dengan membeli baju baru di label-label fast fashion.

University Design Challenge dan Lokakarya

Fashion Revolution Week Indonesia 2022 Binus ITB
Daciadhia Phoebehana (kanan), pemenang University Design Challenge, bersama Ratna Dewi Paramita (kiri), Kepala Program Studi Fashion dari Binus Northumbria School of Design.
(Foto: Dok. The Textile Map)

Di lantai 7, tepatnya di Jakarta Fashion Hub, pameran University Design Challenge serta lokakarya diadakan. University Design Challenge adalah program kerjasama Hollit International dengan kampus ITB dan Binus University.

Dibekali dengan limbah tekstil melimpah yang disediakan oleh Hollit International, para mahasiswa ditantang untuk membuat koleksi fesyen dengan syarat tidak boleh menggunakan bahan kain lain selain limbah yang disediakan. Dengan 4 koleksi dari Binus University dan 3 koleksi dari ITB, karya-karya kreatif ini pun dipamerkan bersamaan dengan penjelasan mengenai setiap koleksi.

Terdapat satu lokakarya yang diadakan setiap harinya di lantai 7 Jakarta Fashion Hub. Di hari pertama, 13 April 2022, sesi lokakarya diisi oleh Bintang Aziizu dari By Binzu dengan materi teknik celup kain Shibori dari Jepang dengan menggunakan pewarna alam Indigo.

Sementara di hari kedua, Inen Kurnia, pemilik label Inen Signature serta pendiri Asosiasi Eco-Print Indonesia, mengisi materi teknik Eco-Print (mencetak kain dengan bahan dan pewarna alam). Dari setiap lokakarya, peserta dapat membawa pulang karyanya masing-masing.

Talk Show Mengenai Pendayagunaanulang dalam Fesyen

Fashion Revolution Week Indonesia 2022
Para pembicara di sesi Talk Show (kiri-kanan): Ratna Dewi Paramita, Daciadhia Phoebehana, Toton Januar, dan Marina Chahboune. (Foto: Dok. The Textile Map)

Tak hanya diramaikan oleh area-area yang menarik untuk dikunjungi, acara Fashion Revolution Indonesia ini juga diawali dengan meriah oleh talk show atau seminar yang diadakan secara langsung di Jakarta Fashion Hub yang disiarkan secara daring kepada peserta.

Pembicara-pembicara yang terlibat antara lain adalah Marina Chahboune, pendiri Closed Loop Fashion; Toton Januar, desainer dari label Toton; Ratna Dewi Paramita, kepala program studi fesyen Binus Northumbria School of Design (BNSD); serta Daciadhia Phoebehana, mahasiswa Fashion Management dari BNSD yang juga pemenang utama dari University Design Challenge.

Seminar yang mengangkat tema ‘Upcycling Fashion: The Art of Designing With Waste Materials’ ini berlangsung menarik dengan setiap pembicara yang aktif mengutarakan opininya masing-masing terkait pendayagunaanulang fesyen.

Fashion Revolution Week Indonesia 2022 Toton Januar
Toton Januar, desainer Indonesia yang kini sering mengangkat tema pendayagunaan ulang dalam karya-karyanya. (Foto: Dok. The Textile Map)

Salah satu kalimat yang paling berkesan datang dari Toton Januar ketika seorang peserta bertanya perihal peluang upcycled fashion untuk diproduksi dengan skala besar: ‘When we decide to be sustainable, we won’t want to become big. We would want to keep it small. Because once we get too big, we’ll be exploiting things, and sustainability would be out of the picture.’ (‘Ketika kita memutuskan untuk menerapkan prinsip keberlanjutan, kita tidak akan ingin untuk menjadi terlalu besar, kita akan mau menjaganya agar tetap ‘kecil’. Karena ketika kita menjadi terlalu besar, kita akan mengeksploitasi banyak hal, dan prinsip keberlanjutan akan menjadi sulit untuk kita terapkan.’)

Mengharapkan Partisipasi Lebih dari Masyarakat

Meski acara tahun ini berlangsung dengan lancar, pihak Fashion Revolution Indonesia masih memiliki sebuah harapan untuk perkembangan Fashion Revolution di Indonesia ke depannya, yaitu agar semakin banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang turut ‘terjun’ dalam gerakan ini. Sehingga kelak Fashion Revolution tidak hanya menjadi sekedar sebuah acara tahunan, tapi juga benar-benar memberi dampak yang nyata bagi budaya konsumsi fesyen di Indonesia, yang nantinya dapat mendorong para pembuat kebijakan serta pengusaha di industri tekstil dan fesyen untuk lebih mengutamakan kesejahteraan para pekerja dan pelestarian bumi di atas keuntungan semata.

Penulis dan Editor: Mega Saffira | Sumber: Fashion Revolution | CGTN | Liputan Eksklusif The Textile Map

One comment

Leave a comment